Cari sahabat itu ibarat cari pacar, susah-susah gampang. Kadang kita bisa langsung bertemu sobat yang klop dan nyambung. Tapi ada kalanya, kita tertipu dengan sikap baiknya. Salah-salah dalam berteman, kita bisa terjebak dalam lingkaran sahabat ‘palsu’.
Ego tingkat tinggi
Saat sobat butuh bantuan, kita selalu siap sedia memberikan pertolongan. Tapi giliran kita minta tolong, sobat selalu kabur duluan. Selalu saja, ada alasan untuk menolak. Sobat hanya mementingkan dirinya sendiri, tanpa memperdulikan kita. Yang namanya teman, seharusnya selalu ada saat kita membutuhkannya, bukan?
Bukan pendengar yang baik
Tiap kali ngobrol, sobat selalu bersemangat saat menceritakan tentang dirinya. Tapi ketika kita pengin cerita atau curhat, sobat terlihat ogah-ogahan dan malas mendengarkan. Sobat malah asyik dengan handphone atau memperhatikan orang lain. Saat kita minta solusi untuk masalah kita, sobat hanya menanggapi seadanya dan terlihat cuek. Bahkan sering kali, tiap kali kita mengajak sobat untuk curhat, dia kerap menghindar.
‘Bocor’ banget
Kepercayaan itu penting dalam sebuah hubungan persahabatan. Selama ini sobat selalu jadi tempat curhat kita, tapi ternyata diam-diam sobat membocorkan rahasia kita.
Memanfaatkan kita
Sebagai sobat yang baik, apapun kita lakukan untuk sobat. Mulai dari waktu, tenaga, bahkan barang atau uang. Kalau memang sobat membutuhkan, kita dengan senang hati akan menolong. Tapi ternyata, apa yang kita lakukan sia-sia karena apa yang kita lakukan nggak berarti apapun. Begitu dia mendapatkan apa yang dia mau, kita langsung ditinggalkan. Ternyata kita hanya dimanfaatkan saja