Jadi Fans Adik
Si adik pandai, berprestasi, dan good looking. Nggak heran banyak cewek yang mengidolakannya. Bahkan, sebagai kakak pun kita jadi kagum sama dia. Bangga banget bisa punya adik sekeren itu. Bikin nggak mau jauh-jauh darinya. Ups, kita lebih cocok disebut fans dibanding kakak. Mesti tahu batasannya, nih.
Terlalu sering memuji
Bagi kita, si adik nggak punya kekurangan. Selalu terbaik di mata kita. Setiap perbuatannya selalu dipuji. Sampai-sampai si adik kebal dengan pujian itu. Mau si adik maju? Sudah saatnya, kita juga memberi kritikan dan pendapat yang bisa meningkatkan prestasinya. Terlalu sering dipuji, membuat adik tidak tahu kesalahannya.
Cemburu buta
Langsung bad mood bila ada cewek-cewek yang berusaha mendekati adik. Menurut kita, mereka nggak cocok bergaul dengannya. Lebih baik adik main bersama kita saja. Open your eyes! Sudah waktunya dia punya pacar atau teman cewek. Nggak mau kan, kalau adik terus-terusan jomblo. Beri kesempatan supaya dia dekat dengan cewek tanpa campur tangan kita.
Kepo aktivitas si adik
Kira-kira si adik ngapain saja ya, hari ini? Cek akun socmed-nya, ah. Ternyata, nggak update status. Mulai resah dan sibuk menelepon adik. Bahkan, mulai menghubungi teman-teman sekelasnya. Pokoknya, harus tahu kabarnya. Oh, no! Kita mulai seperti stalker. Pengin tahu yang dilakukan si adik. Kita juga berani mengecek handphone-nya tanpa izin. Ini sudah terlewat batas. Ayo, berpikir kalau si adik juga butuh privasi.Kita nggak bisa selalu memintanya melapor atau mengikutinya terus.
Mulai banyak melarang
Adik nggak boleh hang out bareng sobat segengnya. Nggak boleh tidur terlalu malam, nggak boleh pacaran dulu. Banyak banget deh, larangan buat si adik. OMG! Kita sudah berubah menjadi posesif terhadap si adik. Niatnya sih, baik. Ingin adik selamat dan terlindungi.Tapi, ini justru bikin adik kita stres dan merasa terkekang. Jadi, malas dekat-dekat dengan kita. Coba mulai percaya kalau adik bisa menjaga dirinya sendiri. Kepercayaan ini justru membuat adik lebih mendengarkan nasihat kita.