4 Keunggulan Anak Bungsu
Manja, childish, lugu. Seperti inilah kira-kira stereotype anak terakhir. Padahal, jadi kelahiran bontot itu memberi banyak keuntungan. Coba cek empat manfaat berikut ini.
- Berkaca dari pengalaman. Sebagai anak terakhir, kita sedikit banyak tahu apa saja yang dialami kakak-kakak kita. Antara lain bagaimana jadi new comers di SMA atau gimana minta izin ke ortu untuk datang ke pesta teman. Terus, bila kakak-kakak kita punya kegiatan dan ekskul berbeda, bakal terlihat lebih banyak melihat variasi pengalaman. Dari situ, kita bisa memperkirakan mana yang ingin kita ambil/ikuti dan mana yang tidak.
- Wawasan luas & terdepan. Si bungsu pun biasanya punya lebih banyak pengetahuan serta lebih terdepan dibanding teman lainnya. Sebab, dia dapat info dari kakak. Baik pengetahuan tentang kelas yang lebih tinggi (misalnya, bila kakak sudah SMA/kuliah, sedang kita SMP), sampai hal simpel seperti perkembangan trend musik, film serta fashion. Apalagi kalau punya kakak yang up-to-date. Wawasan ini bisa jadi bahan obrolan seru sama teman-teman.
- Punya “guru” tambahan. Yang membantu mengajari kita bukan cuma mama dan papa, namun juga para kakak. Mulai dari memberi les pelajaran sampai cara berdandan ataupun menghadapi cowok. Ini seperti yang dialami Kylie Jenner. Dia banyak diajari kakak-kakak Kardashians dan juga Kendall Jenner.
- Lovable. Seringnya, anak bontot jadi kesayangan dan dimanja keluarga. Ini bisa dimanfaatkan. Bukan berarti kita boleh bersikap manja. Namun disadari atau tidak, biasanya si anak bungsu punya kualitas mudah disenangi dan menarik. Dalam pergaulan, hal ini bisa sangat menguntungkan, lho!