Review Jobs: Steve Jobs Nasibnya Nggak Beda Jauh Sama Bundo Malin Kundang
Steve Jobs bisa dibilang orang yang nasibnya paling dekat dengan bundonya Malin Kundang. Ia membesarkan sesuatu, lalu ketika sesuatu ini menjadi besar, kemudian ia malah menendang. Kurang beruntungnya, Jobs nggak punya kekuatan mengutuk sesuatu menjadi batu, dan ‘Malin’ dalam kisah ini adalah perusahaan yang Jobs dirikan –atau lebih tepatnya, orang-orang yang punya kekuasaan di perusahaan itu–.
Rumor yang sempat beredar, film ini akan berjudul “jOBS”, tapi akhirnya dirilis dengan judul “JOBS”. Hmmm... mungkin menghindari kena paten Apple.
“NO! I ALREADY FIRED YOU! WHY ARE STILL HERE?!”
Saat Steve Jobs (Ashton Kutcher) meneriakkan kalimat di atas, bertambahlah gambaran kamu tentang sosok penemu Apple. Ditambah berbagai scene dalam film, seperti ketika Jobs nggak peduli seberapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan buat bikin perangkat komputer yang sederhana, sesederhana peralatan dapur. Karakter Jobs yang perfeksionis cukup kental diperankan Kutcher.
Film garapan Joshua Michael Stern ini menceritakan kisah Steve Jobs, yang sebenarnya, ceritanya bisa kamu dapetin di mana aja, di buku, di artikel-artikel di internet, atau sekadar cerita dari temen kamu yang Apple fanboy. Tapi dalam film ini kita diberi informasi tambahan yang cukup penting –terutama kalo kamu seorang fanboy–.
Ashton Kutcher memerankan Jobs dengan begitu detail. Kita jadi tahu bahwa gaya jalan Steve Jobs itu unik, agak merunduk, mirip hasil perkawinan T-Rex dan Shaggy Scooby Doo.
Kita juga jadi tahu bahwa Steve Jobs cukup bandel juga pas muda. Ia suka nyeker, suka main cewek juga (ternyata). Dan mungkin ada beberapa detail tadi yang bisa kamu contoh biar bisa jadi orang sukses seperti Steve Jobs. Soal yang mainin cewek, misalnya.
Dari film ini juga kita bisa tau bahwa seorang jagoan pasti punya sidekick yang keren. Batman punya Robin, Iron Man punya Jarvis, dan Jobs punya Steve Wozniak (Josh Gad). Dynamic Duo ini memang saling melengkapi. Woz. Woz punya keahlian di bidang teknik, ia jago bikin perangkat. Sedangkan Jobs, orang yang visioner, mengerti kebutuhan dan kemauan pasar, dan jago
Jobs berduet dengan Woz buat memulai proyek pertamanya, Apple Computer. Ya, nama Apple tercetus karena Jobs adalah pemakan buah, sarapan aja doi pake buah sob. Namun Jobs dan Woz sempat kebingungan karena bingung nyari investor yang mau mendanai mereka. Di sinilah keahlian Jobs berperan besar. Jobs bisa membujuk orang yang tadinya nggak tertarik sama apa yang dia buat, jadi berani ngambil risiko berinvestasi dalam jumlah besar. Mungkin itu juga yang membuat para pengguna Apple mau ngeluarin sejumlah uang dan tetap setia sama Apple.
Dimulai dari garasi di rumah Jobs, berkat kejeniusan Jobs dan Woz, serta bantuan beberapa teman, lahirlah Apple I, perangkat komputer pertama yang laku keras terjual. Lalu Apple jadi semakin besar. Tapi itu nggak cuma bawa efek positif buat Jobs. Teman-teman Jobs, termasuk Woz merasa Jobs berubah. Ambisi Jobs mulai nggak terkendali, dan itu pula yang akhirnya membuat Jobs ‘ditendang’ dari perusahaan yang ia dirikan.
Kita semua tahu akhirnya Steve Jobs balik lagi, tapi gimana cerita lebih lengkapnya? Yang pasti kamu harus saksiin lengkapnya langsung di bioskop kesayangan kamu. Akan ada banyak kutipan keren yang bisa kamu ambil dan pastinya bakal membakar semangat kamu buat berinovasi.