Permainan tradisional korea

Gongginori



Gonggi (공기, diucapkan gong-gee) adalah permainan populer anak-anakKorea yang secara tradisional dimainkan menggunakan 5 atau lebih kecilanggur berukuran kerikil. Saat ini, anak-anak membeli batu plastik berwarna-warni bukan mencari kerikil. Hal ini dapat dimainkan sendiri atau dengan teman. Batu-batu yang disebut gonggitdol (공깃돌), yang berarti"batu gonggi." Karena hanya beberapa batu dan permukaan datar yangdibutuhkan untuk bermain, permainan bisa dimainkan oleh siapa saja hampir di mana saja.

Jegichagi


Jegichagi adalah permainan luar ruangan tradisional Korea. Hal ini membutuhkan penggunaan kaki orang dan Jegi, obyek yang digunakanuntuk bermain jegichagi. Jegi tampak seperti shuttlecock bulutangkis, yang terbuat dari koin kecil (ukuran seperempat), kertas, atau kain. Di Korea,anak-anak biasanya bermain sendiri atau dengan teman-teman di musim dingin, terutama pada Tahun Baru Imlek. Singkat menjelaskan aturan,pemain tendangan up jegi di udara dan terus menendang untuk mencegahjatuh ke tanah. Dalam permainan satu-ke-satu, pemain dengan paling banyak tendangan berturut-turut menang. Dalam pertandingan grup, para pemain berdiri membentuk lingkaran, dan bergiliran menendang Jegitersebut. Pemain yang gagal menendang Jegi setelah menerima itu danmembiarkannya jatuh ke tanah kehilangan. Sebagai penalti, yang kalahpada lemparan jegi pemenang sehingga ia dapat menendang sesuai keinginannya. Ketika pecundang menangkap kembali jegi dengan tangan,ujung penalti dan ia dapat bergabung kembali permainan. Ini telah mengembangkan, dan orang-orang menggabungkan dua atau tiga bahandan membuat cara baru bermain jegichagi. Meskipun Jegichagi digunakan untuk menjadi sebuah permainan yang dimainkan sebagian besar di musim dingin, telah menjadi permainan sepanjang tahun.

Igo/baduk



igo, go, weiqi, atau baduk adalah permainan papan strategis antar dua pemain, berasal dari Tiongkok sekitar 2000 SM sampai 200 SM. Permainan ini sekarang populer di Asia Timur. Pengembangan sistem untuk bermain igo melalui Internet telah meningkatkan popularitasnya di belahan dunia lain.

Di Indonesia, nama igo dan go sama-sama digunakan. Go adalah nama Inggrisnya yang berasal dari pelafalan bahasa Jepang aksara  (go), walaupun di Jepang permainan ini biasa disebut 囲碁 (igo). Namanya dibahasa Tionghoa yaitu 圍棋 (trad.)/围棋 (sed.) (pinyin: wéiqí) kurang lebihnya berarti "permainan papan mengelilingi (wilayah)". Nama kunonya adalah  (pinyin: yì), dan juga terdaftar dalam Kamus Kangxi sebagai . Permainan ini disebut 바둑 (baduk) di bahasa Korea.

Janggi



Janggi atau catur Korea merupakan permainan dari korea yang dimainkan oleh dua orang dan termasuk dalam permainan papan berstrategi sekelompok dengan catur, shogi dari Jepang, dan xiangqi dari Tiongkok.
Permainan ini menggunakan bidak-bidak, mirip dengan catur. Terdapat bidak raja, patih, gajah, kuda, benteng, dan prajurit. Bidak raja dalam catur Tiongkok hanya bisa dijalankan di empat kotak, konon sesuai dengan fungsi raja yang boleh keluar di lingkungan istana saja. Bidak gajah dijalankan di kotak empat miring. Bidak kuda, benteng, dan prajurit langkahnya hampir sama dengan catur biasa.
Yut


Yut adalah Permainan keluarga yang sering dimainkan saat festival Yut-nori telah populer di Korea selama ribuan tahun. Belajar bermain permainan ini sederhana.-Anak-anak di  Korea memainkan permainan tradisional  ini antara Tahun Baru Imlek dan bulan purnama pertama. 

Chajeon Nori



Chajeon Nori, kadang-kadang diterjemahkan sebagai Pertempuran Juggernaut, adalah permainan tradisional Korea biasanya dimainkan oleh pria, yang berasal di wilayah Andong. Ini mungkin berasal sebagai peringatan kemenangan Wang Geon atas Gyeon Hwon pada Pertempuran Gochang di 935, dekat akhir periode Tiga Kerajaan Kemudian. Ini menyerupai pertandingan jousting, dengan dua komandan yang di atas frame log besar bermanuver oleh tim mereka. Ini log frame trapesium dikenal sebagai dongchae, dan terdiri dari dua 10-meter panjang log diikat dengan tali jerami. Dongchae terletak horizontal di awal bermain, tetapi kemudian diangkat oleh tim mereka. Beberapa anggota tim membawa dongchae, sementara yang lain berjuang dengan tim lawan untuk membantu kemajuan sisi mereka.
Para komandan dipilih dari antara tim di awal bermain. Tim secara tradisional bernama "timur" dan "barat." Sebuah tim menang dengan memaksa dongchae tim lain ke tanah. Setelah kemenangan mereka, para anggota tim pemenang tradisional melemparkan sandal jerami mereka ke atas. Permainan ini biasa kalian liat di drama2 korea kerajaan.
Backgammon


Backgammon adalah sebuah permainan papan untuk dua pemain. Setiap pemain memiliki limabelas biji yang digerakkan di atas papan yang terdiri dari duapuluh empat segitiga menurut lemparan dua dadu. Tujuan permainan adalah menjadi pemain pertama yang menempatkan semua bijinya di luar papan permainan. 


Ssireum


Ssireum merupakan olahraga tertua di Korea yang sudah dipraktikkan sejak zaman prasejarah. Pada masa lalu, masyarakat Korea melindungi diri daripada ancaman musuh dengan mengembangkan ilmu beladiri. Ssireum bermula dari gerakan-gerakan mencengkeram dengan tangan dan lama kelamaan gerakan baru mulai diciptakan. Pada zaman Tiga Kerajaan, ssireum dimainkan untuk kompetisi dan tujuan militer.
Kompetisi ssireum dipertandingkan di dalam lingkaran yang berdiameter sekitar 7 meter yang diberi batas gundukan pasir. Pertama-pertama dua orang pegulat saling mencengkeram sabuk pinggang (satba) milik lawannya dengan posisi berlutut, posisi ini dinamakan (baro japki). Setelah aba-aba diberikan, 2 kontestan mulai bangkit dan saling berusaha menjatuhkan. Pemenang akan ditentukan jika berhasil menjatuhkan lawan ke tanah jika yang terkena adalah bagian lutut atau bagian tubuh yang lebih tinggi di atas lutut.
Lukisan ssireum tergambar pada Situs Makam Goguryeo (37 SM-660 M) yang dinamakan Gakjeochong (角抵塚). Bukti tertulis paling awal menyebutkan informasi tentang ssireum adalah teks Cina dari Kitab Hou Han yang menuliskan kehidupan masyarakat Korea pada masa lampau.
Olahraga ssireum semakin menyebar dengan pesat pada masa Dinasti Joseon (1394-1910). Pada saat itu, kompetisi-kompetisi ssireum diadakan secara meriah pada hari-hari raya dan festival-festival besar di musim panas dan musim gugur. Para pemenang biasanya mendapat hadiah seperti sapi atau hasil-hasil pertanian
Geunetagi 


Geunetagi adalah permainan dengan ayunan, selama festival Dano pada 5 Mei menurut kalender lunar. Sebelum hari festival Dano, penduduk desa memasang ayunan pada cabang tinggi dari pohon besar, seperti zelkova atau Jujube, yang terletak dekat pintu masuk ke desa. Tali ayunan selalu sekitar 9 sampai 10 meter panjang. Pada Geunetagi, wanita yang mencapai ketinggian tertinggi oleh goyang ayunan bolak-balik menjadi pemenang permainan ini.
Tuho


Tuho adalah permainan tradisional dari Cina, Korea yang dimainkan dengan cara melemparkan anak panah atau tongkat yang panjang ke dalam sebuah tempayan atau lobang dari jarak yang jauh.
Permainan tuho pada zaman dahulu populer di istana, dimainkan oleh orang-orang tua, anak-anak dari lingkungan bangsawan ataupun rakyat jelata. Pada saat ini, permainan tuho masih dimainkan oleh warga Korea, khususnya pada hari-hari libur tradisional bersama-sama dengan berbagai permainan tradisional yang lain.
Asal mula permainan tuho di Korea tidak diketahui dengan jelas, namun diperkirakan diperkenalkan dari Dinasti Tang (Cina) pada zaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM-935 M).
Permainan ini dapat melibatkan banyak peserta atau 2 orang saja. Umumnya benda yang digunakan adalah anak panah yang matanya dicat dengan warna merah atau biru. Anak panah dapat bervariasi dalam ukuran panjang dan bentuk. Pemain diberi sejumlah anak panah. Jarak melempar panjangnya 2 ½ ukuran anak panah. Siapa yang dapat melempar tepat sasaran dengan jumlah yang paling banyak ke dalam lobanglah yang menjadi pemenang dan berhak mendapatkan hadiah.