1. Nonton FTV
Nonton FTV adalah hal pertama yang bisa bikin kamu senyam-senyum sendiri. Bahkan senyum kamu gak bakal ilang sampe setengah jam ke depan setelah filmnya abis. Yang pasti bikin kamu senyam-senyum sendiri pastinya di bagian akhir film di mana si tokoh utama akhirnya menjalani cintanya yang bahagia dengan orang yang memang dia harapkan.
Pada saat nonton, otomatis pikiran kita akan tertuju ke seseorang yang lagi kita suka mikir, “Andai aja kisah gue ini berakhir kaya di FTV yang ini.” Atau, “Kok mirip kisah gue banget ya?” lalu senyam-senyum sendiri itupun dimulai.
2. Liatin Gebetan
Percaya nggak, kalau kita lagi sama gebetan, susah banget jadi diri sendiri. Kalau gebetan kita pendiem, kita cenderung jadi sering cerita padahal aslinya kita juga pendiem. Kalau gebetan kita suka cerita ke sana ke mari, kita malah cuma bisa dengerin ceritanya sambil senyam-senyum liat ekepresi seru di wajahnya. Kalau lagi cerita sedih, ekspresinya sedih, kitanya cuma senyum. Kalau cerita serem, wajahnya nakut-nakutin kita, tapi kita cuma bisa tertawa kecil. Kalau ceritanya lucu, dia ketawa, kita ikut ketawa, terus setelah ketawa biasanya terjadi ‘silent moment’ dan kita cuma bisa senyum ngeliat dia yang kecapekan cerita. Itu semua bisa terjadi sekalipun kitanya adalah orang yang sebenernya adalah cerewet.
3. Liatin Gebetan Lagi Senyum
Liatin gebetan senyum dari jauh adalah hal yang bisa bikin kita ikut senyum juga. Ini sering terjadi sama para pengagum rahasia. Tengok gebetan, lalu senyum. Tengok lagi, eh dia lagi ketawa, lalu senyum lagi. Aneh? Memang. Lebih anehnya adalah kita bisa senyum melihat dia senyum padahal yang membuat dia tersenyum bukanlah kamu. Bahkan kamu ngeliatnya aja dari kejauhan. Secret admirer gitu.
4. Chatting Sama Gebetan
Chatting selalu bisa bikin kita senyum, terutama di awal kita memulainya. Dengan perasaan ragu dan takut, setalah hampir setangah abad dapet akun chat messenger-nya, kita baru berani memulai chat untuk pertama kali. Setelah meyakinkan diri, kita mulai mengetik, biasanya cuma tiga huruf dan satu tanda baca, “Hai.” Terjadilah sport jantung yang gak berenti semaleman, dia gak kunjung membalas. Sepuluh menit, dua puluh menit, satu jam, dia gak kunjung membalas. Ada sedikit kekecewaan di sana, sampai akhirnya kita putuskan untuk tidur. Mungkin belum jodoh.
Paginya, ada notifikasi di handphone, dengan lesu kita membukanya. “Gebetan: Hi ugha. Muv semalam aq dah tidur, kamu chat-nya malem ngets. Medh pagi ya!” Setelah dicek ternyata bener, “Hai” yang semalem ternyata dikirim jam satu pagi, kita terlalu lama meyakinkan diri. Biarpun agak alay balasannya, di sinilah kita akan mengalami senyam-senyum-guling-guling sendiri itu. Kwuk!